Puisi: Diam Layaknya Emas, Atau Omong Kosong Seperti Sampah
Diam Layaknya Emas, Atau Omong Kosong Seperti Sampah
Telinga itu dua , , ,
Mulut hanya satu , , ,
Harusnya kita tahu kawan , , ,
Mendengarkan lebih indah dari pada omong kosong belaka , , ,
Hati cuma satu , , ,
Nafsu tak terhingga , , ,
Lalu kenapa kita masih , , ,
Tertatih mengejar dunia yang fana' , , ,
Dikala sunyi lebih indah , , ,
Daripada suara tong kosong menyakiti telinga , , ,
Disaat diam dipandang bak emas , , ,
Daripada omong kosong seperti sampah , , ,
Lantas apakah yang kita pilih , , ,
Menjadi emas ataukah sampah , , ,
Lidah itu tajam saudaraku , , ,
Mampu lukai tanpa bersentuh , , ,
Jagalah lisanmu, lisanku, lisan kita , , ,
Bibir ini bisa dibuka dan ditutup , , ,
Bukalah dikala perlu , , ,
Tutuplah dikala harus , , ,
Indraku tak bisa baca hatimu , , ,
Akupun sulit mengerti yang kumau , , ,
Senja tak bertepi menari dipinggir hati , , ,
Gelisah dan merana belum terobati , , ,
Apabila kata-kataku ternyata menyayatmu , , ,
Sudahi saja sekarang , , ,
Dan pilih mana jalan terbaik , , ,
Diam layaknya emas , , ,
Atau omong kosong seperti sampah , , ,
Pencipta: aifa_bifalihah
Nikmati puisi kehidupan lainnya di Obrolan Arena
Puisi: Bertambah Usiamu, Berkurang Usiamu
Puisi: Ikhlas itu Sulit, Tapi Bisa Diraih
Puisi: Sungguh-Sungguh Hidup atau Mati Konyol
Sport: Haaland vs Nunez, Siapa yang Akan Cetak Gol Lebih Banyak ?
Sport: Sosok Setia itu Adalah Marco Reus


